Saturday, November 21, 2009

FOTO-SOTO ANGGOTA DAN KEGIATAN






















JIKA ADA INFORMASI YANG TIDAK JELAS BISA LANGSUNG MENGHUBUNGI ADMIN KAMI DI :

EMAIL :maryanto2000@yahoo.com
YM :maryanto2000
AIM :maryanto2000@hotmail.com
SKYPE :joe_joe_solo
HP :081226333623, 081353778666, 085229133316

Tuesday, May 26, 2009

SEKILAS SATUAN RADAR 241 BURAEN

Dalam rangka penyelenggaraan operasi pertahanan udara nasional perlu dipersiapkan sedini mungkin alut sista Radar, Pesawat Tempur Sergap dan Peluru Kendali serta K3I yang handal, sebagaimana diketahui tujuan operasi pertahanan udara adalah untuk menggagal niatkan, menghalau dan menghancurkan kekuatan udara lawan baik berupa sistem pesawat tempur, sistem peralatan elektronika maupun personelnya, dalam rangka melindungi dan mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta obyek-obyek vital nasional dari serangan udara lawan. Untuk mewujudkan sistem pertahanan udara nasioanal yang dapat dihandalkan dan mampu menanggulangi setiap ancaman serta mempunyai daya tangkal yang tinggi maka diperlukan alut sista yang baik sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi pertahanan dewasa ini, serta didukung dengan kemampuan personel yang tinggi, koordinasi serta kerja sama yang erat antara unsur-unsur pendukung operasi sebagai satu kesatuan Air Power yang tidak dapat dipisahkan.

Untuk menyelenggarakan operasi pertahanan udara Nasional yang optimal dengan wilayah udara yang cukup luas ini perlu didukung Alut sista yang memadai salah satunya adalah Radar serta Fungsi Komando dan Pengendalian yang tepat sesuai wilayah coverage dari penangkapannya. Oleh karena itu, alat utama sistem senjata Radar sangat penting artinya dalam menentukan kesuksesan operasi pertahanan udara Nasional. Sebagaimana pengalaman di masa lalu yaitu pada saat pelaksanaan operasi di Timor Timur, Komando operasi pertahanan udara nasional belum didukung alut sista radar khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur sehingga mengalami kendala dalam mendukung pelaksanaan operasi Hanudnas di wilayah timur Indonesia.

Pelaksanaan Operasional Radar dalam rangka pengamatan wilayah udara Nasional khususnya di Wilayah Nusa Tenggara Timur adalah diarahkan mampu mendeteksi secara dini dan sejauh mungkin setiap ancaman yang menggunakan media udara dan yang menggunakan jalur ALKI III, wilayah udara perbatasan NTT dengan Timor Lorosae, wilayah udara Ocusi dan Jalur penerbangan pada G 462 Darwin over head Pulau Rote menuju Denpasar Bali. Route penerbangan ini sangat rawan dilihat dari kondisi daerah Nusa Tengga Timur dikaitkan dengan berdirinya negara Timor Lorosae, dari kondisi tersebut diatas fungsi Komando dan pengendalian sangatlah menentukan dalam kecepatan pengambilan keputusan dimana wilayah coverage Radar Satuan Radar 241 Buraen sebagian besar berada di wilayah MCC/control ATC Ngurah Rai Bali.


Perkembangan Lingkungan Strategis

Perkembangan ini sangat dipengaruhi dengan berbagai perubahan yang cepat dan dinamis khusunya perkembangan pertahanan dan keamanan yang selalu berorientasi kepada kepentingan dan mengarah kepada persaingan antar negara. Untuk itu dalam menyikapi perkembangan ini perlu diantisipasi dalam segalah aspek kehidupan khususnya dalam bidang pertahanan dan keamanan terutama perkembangan dan perubahan yang terjadi di kawasan Indonesia timur khususnya wilayah NTT dimana permasalahan Acussi belum selesai termasuk corridor penerbangan out going Acussi melintasi wilayah udara NTT.


Persepsi Ancaman
Adanya batas NKRI yang terdiri dari batas laut, darat dan udara yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan, hal tersebut mensyaratkan eksistensi wilayah negara baik secara fisik maupun yang mencerminkan suatu kadaulatan negara. Ditinjau dari letak geografi dan luas wilayah NKRI, maka persepsi ancaman dapat datang setiap saat dan dari segalah arah. Oleh sebab itu untuk mencegah menanggulangi ancaman yang menggunakan media udara maka diperlukan system pertahanan udara yang tangguh dan menyeluruh diseluruh wilayah udara nasional.


Kemampuan Operasi Pertahanan udara
Dengan memperhatikan persepsi ancaman yang mungkin timbul, kondisi geografi dan kemampuan yang ada, maka perlu disusun suatu system pertahanan udara yang mampu melindungi wilayah udara dan obyek vital nasional dar
i segala bentuk ancaman dari udara. Dihadapkan dengan kemampuan Alutsista Kohanudnas yang masih terbatas maka sangat diperlukan adanya pemanfaatan radar-radar sipil untuk mendukung dalam pelaksanaan operasi pertahanan udara nasional dikhususkan dalam kesiapan fungsi Komando dan Pengendaliannya yang dapat optimal.

Kondisi Wilayah NTT

-Geografi. Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak pada posisi 8° - 12° LS dan 118° - 125° BT. Luas wilayah daratan 47.349,9 Km² dan Luas wilayah perairan ± 200.000 Km² diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). “Data diambil dari Buku Dinamika Pembangunan di Nusa Tenggara Timur terbitan Pemerintah Propinsi NTT Tahun 2001. Secara geografis batas-batas wilayah NTT, disebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Selatan dengan Samudara Indonesia yang rawan pelanggaran udara dan laut serta dengan adanya rencana Australia untuk mengembangkan P. Pasir dan Pulau-pulau yang berada di sekitarnya, sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat serta sebelah Timur berbatasan dengan Negara Baru Timor Lorosae yang perlu mendapatkan perhatian khususnya dimasa yang akan datang dimana masih banyaknya pengunsi Ex Timtim yang berada di NTT dan perkembangan TLS kedepan khusunya dalam mengambil kebijaksanaan system pertahanan.

-Sosial Budaya. Kebudayaan banyak dipengaruhi dengan budaya asing seperti Purtugis dan Belanda, mempunyai sifat tertutup dan mudah dipengaruhi dengan kondisi budaya lain karena kondisi sosial, Adat istiadat sangat kuat dan masih menggunakan dan mengfungsikan hukum adat pada daerah-daerah yang pernah memiliki kerajaan.

-Politik. Meskipun kehidupan politik sebagian masyarakat NTT masih begitu sederhana yang sering diibaratkan sebagai politik dari tangan ke mulut, namun tidak dipungkiri bahwa konstalasi politik nasional dan internasional begitu cepat dapat mempengaruhi kondisi daerah dan kehidupan masyarakat ditambah banyaknya LSM-LSM yang mana apabila kita mengadakan refleksi dan introspeksi secara jujur, maka masyarakat NTT sangat dipengaruhi dengan perkembangan yang ada saat ini dan begitu mudahnya dipengaruhi oleh kelompok-kelompok LSM akibat kondisi sosial dan ekonomi sebagian masyarakat NTT masihh jauh dari standar rata-rata penghasilan Nasional.



Wilayah Coverage Radar

Wilayah Coverage Radar 251 Buraen mencakup wilayah FIR Bali sebesar 45 %, FIR Darwin 45 % dan FIR Ujung 10 % sehingga Coverage Radar 241 sebesar 45 % berada dalan Control ATC Ngurah Rai Bali dengan hal tersebut diharapkan MCC Rai dapat lebih ditingkatkan dalam fungsi dan penggunaannya oleh Kosekhanudnas II Makassar dalam mendukung Operasi Pertahanan Udara Nasional.